Petualangan Tiada Akhir, Muncul Cerita Baru

Setelah tiga seri cerita petualangan buku sebelumnya, Tere Liye kembali menyuguhkan cerita petualangan tiga sahabat, Raib, Ali, dan Seli dalam cerita Ceroz dan Batozar. Dalam ceritanya, Ceroz dan Bartozar adalah dua dunia imaji yang berbeda sehingga akan ada dua petualangan dalam buku ini. 

Gambar Cover Buku Ceroz dan Batozar (Sumber: Gramedia.com)

Judul buku           : Ceroz dan Batozar
Serial                   : Bumi
Penulis                 : Tere Liye
Jumlah halaman   : 376 halaman
Tebal                    : 20 cm
Tahun terbit         : Mei 2018
Penerbit               : PT. Gramedia Pustaka
                              Utama
ISBN                   : 9786020385914
Tersedia dalam versi digital (E-book)

Ceroz dan Batozar adalah seri kelima dari Serial Buku Bumi yang sebelumnya Tere Liye telah merilis seri lainnya yaitu Bumi, Bulan, Matahari, dan Bintang. Pada buku-buku sebelumnya, di akhir cerita tertulis "Bersambung (judul buku)" yang mengisyaratkan bahwa ada seri buku lanjutan. Akan tetapi, pada seri ke-empat, Bintang, di akhir cerita ditulis “Bersambung ke buku ke lima, KOMET”. Namun, faktanya pada saat rillis, cerita Ceroz dan Batozar menjadi seri kelima bersamaan dengan rilisnya Seri Komet yang menjadi buku ke-enam bulan Mei tahun 2018.

Seperti judulnya, buku ini mengisahkan dua cerita tentang Ceroz dan Batozar yang terbagi atas 13 Episode untuk masing-masing cerita. Dibandingkan buku sebelumnya, jumlah halaman isi lebih sedikit, yaitu 359 berbanding 392 halaman. Jumlah halaman yang relatif sedikit tentu tak butuh waktu lama membaca keseluruhan ceritanya.

Bagi yang menyukai cerita petualangan, buku ini sangatlah cocok. Saat membaca buku ini, pembaca seakan dibawa masuk ke dalam cerita Raib, Ali, dan Seli. Bagaimana tidak? Bang Tere menyajikan cerita petualangan ini dengan penggambaran yang detail, mulai dari penggambaran ruang hingga tokoh. Pada seri-seri sebelumnya, dikisahkan petualangan tiga sahabat ini dimulai dari peristiwa di Klan Bumi, berlanjut di Klan Bulan, lalu berpetualang di Klan Matahari, dan iseng-iseng berpetualang mencari Klan Bintang.

Petualangan bermula saat Ali mengikuti kayawisata bersama dengan teman-teman di sekolahnya, termasuk Raib dan Seli. Saat karyawisata tersebut, Ali tidak sengaja menemukan sumber kekuatan yang memicu alat sensor dunia paralel buatannya bekerja. Ali yang selalu penasaran dengan hal-hal yang ditemukannya, mencoba mencari sumber kekuatan itu. Menggunakan ILY, alat transportasi buatan Ali yang digunakan untuk menuju dunia paralel, mereka bertiga pergi mencari sumber kekuatan yang dideteksi oleh alat sensor buatan Ali.

Seperti buku seri lainnya, buku ini mengisahkan petualangan ke dunia paralel dan klan berbeda. Namun dalam buku ini mengisahkan adanya dunia paralel lain yang tidak diketahui sebelumnya, yaitu Klan Aldebaran. Cerita tentang Klan ini dimuat pada bagian pertama, Ceroz (Badak) yang digambarkan sebagai manusia yang dapat berubah wujud menjadi Badak dan memiliki kekuatan untuk mengubah ruang dan waktu. Pertarungan hebat terjadi saat ILY yang ditumpangi Raib, Ali, dan Seli pertama kali bertemu Ceroz ini. "Deg-degan", itulah yang akan dirasakan pembaca saat membaca bagian ini. Tere  Liye mampu menuliskan detail adegan pertarungan secara apik sehingga pembaca dapat membayangkan bagaimana petarungan itu terjadi.

Pada bagian kedua, cerita berganti. Batozar, merupakan tokoh baru yang dimunculkan sebagai cerita kedua. Batozar ini digambarkan sebagai buronan berwajah sangar dan menakutkan, merupakan tahanan Klan Bulan yang melarikan diri ke Klan Bumi. Raib, Ali, dan Seli pun berpetualang membantu mencari tahu keberadaan Bartozoar ini.

Tak ada kaitan

Meski buku ini merupakan seri kelima, kelanjutan dari buku sebelumnya, Bintang, tetapi cerita dalam buku ini tidak membahas mengenai Klan Bintang atau setidaknya kelanjutan dari petempuran di akhir kisah buku tersebut. Buku ini bercerita tentang dunia tempat Ceroz tinggal dan buronan Klan Bulan bernama Batozar. Meski terkesan ‘tidak nyambung’ tetapi penulis sesekali menyebutkan mengenai petualangan tiga sahabat tersebut dengan menyajikan kutipan-kutipan dari buku Bintang.

Selain kurang berkaitan dengan buku sebelumnya, cerita dalam buku ini juga tidak nyambung. Karena Ceroz dan Batozar merupakan cerita yang benar-benar berdeda. Ketika masuk pada cerita kedua (Batozar), penulis pun tidak menyinggung tentang Ceroz. Raib, Ali, dan Seli yang digambarkan selalu terbuka (menceritakan) dengan gurunya, Miss Selena, sepulang dari perjalanan ke Klan Aldebaran mereka tidak menceritakan perjalan tersebut.

Terus berlanjut

Selain tak nyambung alias tak berkaitan, Tere Liye ini sepertinya juga tak puas hanya dengan membuat 5 (lima) judul buku dalam serial Bumi ini, tapi lebih banyak. Ketimbang menamatkan cerita, penulis lebih memilih membuat pembaca penasaran dengan buku selanjutnya. Itu artinya masih ada cerita petualangan lain. Di akhir cerita ternyata masih ada kelanjutan untuk membaca cerita selanjutnya dalam seri ‘Komet’ (hlm. 359). Itu berarti masih ada buku keenam, ketujuh, dan seterusnya. Entah kapan cerita petualangan serial Bumi ini akan berakhir.

Tapi meski cerita petualangan ini belum berakhir, tulisan karya Tere Liye ini patut untuk diikuti dan dibaca. Bahasa yang ringan dan mudah dipahami menjadi senjata ciamik novel serial Bumi ini. Pembaca juga seakan dibawa mendalami cerita dengan tulisan yang detail menggambarkan kejadian cerita. Hal lain yang menjadi kelebihan dari novel ini adalah pesan yang disampaikan penulis melalui ucapan Batozar. "Bukan tugasku untuk menghakimi seseorang jahat atau baik, Nak?" (hlm. 282). Bahwa kita sebagai manusia tak sepatutnya menghakimi perbuatan seseorang dengan mengecapnya jahat atau tidak. Karena yang berhak menilai adalah Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta manusia itu sendiri.

Cerita haru dimunculkan di akhir cerita Batozar. Pembaca yang punya perasaan sensitif (seperti saya), bisa jadi tanpa sadar mengeluarkan air mata karena terharu. Pesan yang nyentil tapi penuh arti yang biasanya tersirat dalam percakapan membuat novel karya Tere Liye selalu ditunggu-tunggu dan sayang untuk dilewatkan. Saya tunggu buku-buku lainnya, selamat berkarya Tere Liye!



Komentar

Postingan Populer